Sabtu, November 15, 2025
Berita

Sosialisasi TB2 dan Pelatihan Lectio Divina Bangkitkan Semangat Iman Umat Paroki Battuna

Battuna, 26 Juli 2025 – Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Kupang melalui Tim Relawan kembali menggelar kegiatan Sosialisasi Kitab Suci Terjemahan Baru Kedua (TB2) dan Pelatihan Lectio Divina. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 26–27 Juli 2025, di Paroki Santa Maria Immaculata Battuna, Amarasi Barat.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Pastor Paroki, RD Jefri Bonlay. Dalam sambutannya, beliau menyambut gembira kegiatan ini sebagai kesempatan berharga bagi umat untuk semakin mencintai dan memahami Kitab Suci. “Ini sangat membantu pertumbuhan iman umat, karena Kitab Suci adalah dasar kehidupan iman dalam Gereja Katolik,” ujarnya.

Kegiatan diikuti oleh pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP), para ketua Kelompok Umat Basis (KUB), perwakilan wilayah dan stasi, kelompok kategorial, serta anak-anak SEKAMI, khususnya calon penerima Komuni Pertama.

Materi sosialisasi tentang TB2, khususnya bagian Deuterokanonika, disampaikan oleh Silvester Tena. Ia menjelaskan bahwa revisi ini tidak mengubah isi Kitab Suci, melainkan memperbarui terjemahannya agar selaras dengan perkembangan bahasa dan zaman. Revisi ini merupakan hasil kerja sama antara Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan Lembaga Biblika Indonesia (LBI), dan bertujuan agar umat semakin mudah memahami Sabda Tuhan.

Diskusi yang berlangsung sangat hidup. Salah satu pertanyaan menarik yang muncul adalah mengenai perbedaan jumlah kitab antara Alkitab Katolik dan Alkitab Protestan. Silvester menjelaskan bahwa Gereja Katolik mengakui 73 kitab (46 di Perjanjian Lama, termasuk 7 Deuterokanonika, dan 27 di Perjanjian Baru), sedangkan Gereja Protestan hanya mengakui 66 kitab karena mengikuti Kanon Ibrani. Penjelasan ini membuka wawasan peserta mengenai sejarah dan tradisi Kitab Suci dalam Gereja.

Romo Jefri turut berbagi pengalaman mengenai edisi-edisi Kitab Suci yang pernah digunakan dalam Gereja Katolik, terutama yang memuat rubrik atau catatan di bagian bawah halaman yang sangat membantu dalam menyusun homili.

Sesi berikutnya adalah pelatihan Lectio Divina yang dipandu oleh Magdalena Hokor. Ia memperkenalkan lima tahapan metode ini: Lectio (membaca), Meditatio (merenung), Oratio (berdoa), Contemplatio (menghayati), dan Actio (bertindak). Peserta kemudian diajak langsung mempraktikkannya dengan menggunakan teks Injil Markus 4:35-41, tentang Yesus meredakan angin ribut.

Untuk pendalaman teks, digunakan pendekatan 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Metode ini ternyata sangat membantu peserta untuk lebih memahami isi bacaan dan menggali makna rohaninya. Antusiasme terlihat dari banyaknya pertanyaan dan refleksi yang dibagikan peserta.

Hari pertama kegiatan ditutup dengan Ibadat Taizé yang berlangsung dalam keheningan dan suasana penuh damai. Dalam ibadat ini, umat diajak merasakan kehadiran Tuhan melalui doa, nyanyian, dan permenungan Sabda. Ibadat ditutup dengan berkat oleh Pastor Paroki.

Melalui kegiatan ini, umat Paroki Battuna tidak hanya memperoleh pemahaman baru tentang Kitab Suci, tetapi juga dibekali cara sederhana dan mendalam untuk berdoa dengan Sabda Tuhan dalam hidup sehari-hari.  (Evi Lemba)

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *