Sabtu, Maret 15, 2025
Renungan Harian

Sabtu, 1 Maret 2025

Sir. 17:1-15; Mrk. 10:13-16.

Dalam Injil hari ini, kita mendengar bagaimana Yesus menerima anak-anak dengan penuh kasih sayang. Para murid mencoba menghalangi mereka, tetapi Yesus justru menegur mereka dan berkata, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Markus 10:14). Yesus kemudian memeluk anak-anak itu dan memberkati mereka.

Mengapa Yesus begitu mengasihi anak-anak? Karena dalam diri mereka ada sifat-sifat yang sangat dihargai oleh Tuhan: ketulusan, kepolosan, dan kepercayaan tanpa syarat. Anak-anak menerima kasih dengan hati yang terbuka tanpa kecurigaan, dan mereka mengasihi tanpa pamrih. Sifat-sifat inilah yang sering kali hilang ketika seseorang bertambah dewasa. Kita menjadi lebih berhitung dalam kasih, lebih curiga dalam mempercayai, dan lebih sulit untuk berserah kepada Tuhan dengan sepenuh hati.

Yesus ingin kita belajar dari anak-anak. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali bergumul dengan kekhawatiran, ambisi, dan ego. Namun, Yesus mengajarkan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus memiliki hati seperti anak kecil: penuh kepercayaan kepada Bapa di surga, tidak terikat pada kebanggaan diri, dan selalu terbuka menerima kasih-Nya. Memiliki iman yang tulus berarti percaya kepada Allah tanpa syarat, seperti seorang anak yang percaya kepada orang tuanya tanpa ragu. Kadang-kadang, kita berusaha memahami segalanya dengan akal budi, tetapi Yesus mengundang kita untuk memiliki iman yang sederhana dan percaya kepada-Nya sepenuhnya.

Mengasihi dengan ketulusan adalah panggilan bagi kita semua. Dunia kita sering kali penuh dengan cinta yang bersyarat: “Aku mencintaimu jika…” atau “Aku akan berbuat baik jika…” Tetapi anak-anak mengasihi tanpa pamrih. Kita diajak untuk mengasihi sesama dengan tulus, tanpa mengharapkan balasan. Memiliki kerendahan hati juga merupakan sikap yang harus kita pelajari. Anak-anak tidak sombong atau merasa lebih tinggi dari orang lain. Mereka datang kepada Yesus dengan hati yang sederhana. Kita juga dipanggil untuk merendahkan diri, mengakui keterbatasan kita, dan bersandar sepenuhnya kepada Tuhan.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Hari ini, kita diajak untuk kembali kepada sikap hati seorang anak: percaya, mengasihi, dan berserah. Yesus membuka tangan-Nya dan mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan hati yang murni. Semoga kita selalu belajar dari anak-anak dan semakin dekat dengan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Amin.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *