Jumat, 28 Februari 2025
Sir. 6:5-17; Mrk. 10:1-12
Hari ini kita merenungkan firman Tuhan dari Injil Markus 10:1-12, di mana Yesus menegaskan kembali makna pernikahan dalam rencana agung Allah. Pernikahan bukan sekadar institusi manusiawi, melainkan bagian dari rancangan ilahi yang telah ditetapkan sejak awal mula penciptaan. Seperti yang dikatakan dalam Kitab Kejadian, “sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kejadian 2:24).
Yesus mengingatkan kita bahwa pernikahan bukanlah keputusan yang bisa diambil dengan sembarangan, melainkan pilihan yang harus dipertimbangkan dengan matang. Pernikahan lebih dari sekadar memilih sahabat hidup, tetapi memilih belahan jiwa, bagian hidup yang akan menyertai kita dalam suka maupun duka. Itulah sebabnya, dalam memilih pasangan hidup, perlu adanya pertimbangan yang bijaksana, doa yang mendalam, dan kesiapan untuk berkomitmen seumur hidup.
Yesus menegaskan bahwa apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Pernyataan ini bukan sekadar aturan hukum, tetapi menegaskan bahwa pernikahan adalah perjanjian kudus yang bersumber dari kasih Allah sendiri. Pernikahan adalah panggilan untuk hidup dalam kasih yang setia, sabar, dan penuh pengorbanan. Kasih dalam pernikahan bukan hanya ketika keadaan baik, tetapi juga ketika ada tantangan dan cobaan.
Namun, kita semua menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap pasangan suami-istri pasti memiliki kekurangan dan kelemahan. Inilah mengapa pengampunan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan pernikahan. Tanpa pengampunan, luka-luka kecil dapat berkembang menjadi perpecahan besar. Sebaliknya, dengan pengampunan, kasih dalam pernikahan semakin bertumbuh, dan kesatuan tetap terjaga.
Saudara-saudari terkasih, marilah kita melihat pernikahan sebagai panggilan yang mulia dan bagian dari rencana Tuhan yang indah. Bagi yang sudah menikah, marilah terus memperbarui cinta dengan kesetiaan dan pengampunan. Bagi yang masih menantikan pasangan hidup, mohonlah hikmat dari Tuhan agar diberikan belahan jiwa yang sesuai dengan rencana-Nya. Semoga keluarga-keluarga Kristen selalu menjadi saksi kasih Tuhan yang sejati, sehingga dunia dapat melihat bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum, tetapi perwujudan kasih Allah yang tak terpisahkan. Amin.