Jumat, 21 Februari 2025
Kej. 11:1-9; Mrk. 8:34-9:1.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk mengikuti-Nya dengan sebuah syarat yang jelas dan tegas: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” (Mrk 8:34). Kata-kata ini tidak mudah didengar, apalagi dijalani, tetapi di dalamnya terkandung panggilan sejati sebagai murid Kristus.
1. Menyangkal Diri Menyangkal diri berarti menempatkan kehendak Allah di atas keinginan pribadi kita. Dunia sering mengajarkan kita untuk mencari kenyamanan dan mengutamakan diri sendiri, tetapi Yesus justru meminta kita untuk rela mengorbankan ego dan keinginan duniawi demi mengikuti kehendak-Nya. Menyangkal diri bukan berarti tidak menghargai diri sendiri, tetapi justru menyadari bahwa hidup kita bukan untuk kepentingan diri sendiri melainkan untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama.
2. Memikul Salib Salib adalah simbol penderitaan dan pengorbanan. Mengikut Yesus bukanlah jalan yang bebas dari tantangan. Sebagai murid-murid-Nya, kita harus siap menghadapi kesulitan, entah itu dalam bentuk cobaan, penolakan, atau penderitaan karena iman kita. Namun, kita tidak perlu takut, sebab Yesus sendiri telah lebih dahulu memikul salib-Nya dan menanggung penderitaan demi keselamatan kita. Jika kita memikul salib kita dengan setia, kita akan menemukan kekuatan dan rahmat Tuhan yang menyertai.
3. Mengikuti Yesus Mengikuti Yesus berarti meneladani hidup-Nya, berjalan dalam kasih dan kebenaran, serta taat kepada kehendak Bapa. Ini bukan sekadar mengaku sebagai orang Kristen, tetapi sungguh-sungguh hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, mengikuti Yesus bisa berarti mengampuni yang menyakiti kita, melayani dengan kasih, atau tetap setia dalam iman meskipun menghadapi kesulitan.
Saudara-saudari terkasih, dunia menawarkan banyak hal yang tampak menggiurkan, tetapi semua itu sementara. Yang terpenting adalah keselamatan jiwa kita. Maka, marilah kita berani menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Yesus dengan setia. Dengan demikian, kita akan memperoleh hidup sejati, bukan hanya di dunia ini tetapi juga dalam kehidupan kekal bersama-Nya.
Amin.