Selasa, 18 Februari 2025
Kej. 6:5-8,7:1-5,10; Mrk. 8:14-21
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memperingatkan murid-murid-Nya untuk waspada terhadap “ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Murid-murid yang saat itu sedang membicarakan tentang roti tampaknya gagal memahami makna yang lebih dalam dari perkataan Yesus. Mereka masih terjebak dalam kekhawatiran tentang hal-hal duniawi dan kurang percaya pada penyelenggaraan Allah.
Yesus mengingatkan mereka akan mukjizat yang telah mereka saksikan, bagaimana Dia memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan empat ribu orang dengan tujuh roti. Namun, meskipun telah mengalami karya besar Allah, mereka masih sulit memahami makna rohani di balik tindakan Yesus.
Dalam Kitab Suci, ragi sering kali digunakan sebagai simbol pengaruh yang dapat meresap dan mengubah seluruh adonan. Yesus mengingatkan kita untuk waspada terhadap “ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Ragi orang Farisi melambangkan kemunafikan dan legalisme dalam beriman. Mereka mengutamakan aturan lahiriah tetapi hati mereka jauh dari Tuhan. Mereka lebih peduli dengan penampilan luar daripada kasih yang sejati kepada Allah dan sesama. Sementara itu, ragi Herodes melambangkan kehidupan yang berorientasi pada kekuasaan duniawi, kesenangan, dan kompromi dengan nilai-nilai dunia yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Yesus mengundang kita untuk waspada terhadap pengaruh-pengaruh
ini yang dapat merusak iman kita. Kita sering kali tergoda untuk hanya menjalankan ajaran agama secara formalitas tanpa benar-benar hidup dalam hubungan yang mendalam dengan Allah. Atau kita terjebak dalam pola pikir duniawi yang mengutamakan kesuksesan, kekayaan, dan kenikmatan dunia di atas nilai-nilai kerajaan Allah.
Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu membicarakan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu mengerti dan mengerti?” Ini adalah panggilan bagi kita untuk memiliki iman yang sejati dan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Tuhan telah berkali-kali menunjukkan kasih dan penyelenggaraan-Nya dalam hidup kita, tetapi sering kali kita masih ragu dan khawatir.
Hari ini, kita diajak untuk meninggalkan ragi kemunafikan dan legalisme, dengan hidup dalam iman yang tulus dan kasih kepada sesama. Kita juga diajak untuk menjauhkan diri dari ragi duniawi, yang membuat kita lebih mencintai hal-hal dunia daripada kehendak Allah. Selain itu, kita diajak untuk mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, yang selalu mencukupi segala kebutuhan kita, seperti yang telah Dia lakukan bagi ribuan orang dalam mukjizat roti.
Saudara-saudari, marilah kita merenungkan kembali perjalanan iman kita. Apakah kita masih terpengaruh oleh ragi yang salah? Apakah kita sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan akan mencukupi segala kebutuhan kita? Semoga kita selalu menjaga hati kita dari pengaruh buruk dan semakin mendekat kepada Tuhan dengan iman yang teguh.
Amin