Legio Maria Senatus Kupang Belajar Kitab Suci
Legio Maria Senatus “Maria Diangkat ke Surga” Kupang mengadakan kegiatan pembelajaran Kitab Suci dalam rangka BKSN (21/9). Pembelajaran ini diikuti oleh 124 peserta di aula Seminari Tinggi Santo Mikhael. Narasumber kegiatan ini adalah RD. Siprianus S. Senda, dosen Kitab Suci pada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Ketua Senatus, Ibu Maria Badjowawo, menjelaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman bagi anggota Legio Maria mengenai Kitab Suci, khususnya terkait Bulan Kitab Suci Nasional. “Para legioner perlu mendapat pencerahan mengenai BKSN 2024 agar bisa terlibat aktif dalam kegiatan katekese di KUB masing-masing.” Selain itu, sebagai anggota Legio Maria, kebiasaan membaca Kitab Suci patut dimiliki dan dihayati oleh seorang legioner yang mengabdi kepada Bunda Maria.
RD. Sipri Senda dalam paparannya menjelaskan tema umum BKSN yakni Allah, Sumber Keadilan dengan sumber bacaan dari Kitab Nahum dan Habakuk. “Tema itu dijabarkan dalam empat subtema untuk empat pertemuan katekese. Pertemuan pertama dengan subtema ‘Allah adalah Dasar Pengharapan dalam Kesulitan’, dari Nahum 1:1-8. Pertemuan kedua, subtemanya ‘Allah Memulihkan Kemuliaan Manusia’, dari Nahum 1:12-2:2. Pertemuan ketiga berbasis pada nabi berikut, yaitu Habakuk 2:1-20, dengan subtema ‘Menjadi Manusia yang Benar Supaya Tidak Mengalami Hukuman’. Pertemuan keempat dari Habakuk 3:1-19, dengan subtema ‘Menjadi Manusia yang Bersukacita karena Allah yang Adil.'”
Pada sesi kedua, RD. Sipri menjelaskan tentang Alkitab Deuterokanonika TB2 hasil revisi yang kini mulai didistribusikan dan digunakan oleh umat. “TB2 itu singkatan dari Terjemahan Baru 2. Terjemahan Baru ini diterbitkan sejak tahun 1974. Bahasa Indonesia mengalami perkembangan pesat. Banyak istilah dalam Alkitab yang tidak dikenal oleh pembaca masa kini. Misalnya, kata ‘ipuh’ direvisi menjadi ‘racun pahit’. Atau kata ‘ganja’, yang dipahami sebagai sejenis narkoba oleh pembaca masa kini, ternyata berarti ‘balok’.”
Beberapa peserta mengajukan pertanyaan seputar Kitab Suci dan liturgi serta bagaimana kiat membaca Kitab Suci. Kitab Suci sangat penting dalam liturgi, khususnya Sakramen Ekaristi. Dalam bagian Liturgi Sabda, dibacakan teks Kitab Suci yang diatur oleh Komisi Liturgi Kepausan dan berlaku universal di seluruh Gereja Katolik, dari Roma sampai Laktutus. Umat dapat menggunakan kalender liturgi sebagai pedoman untuk membaca Kitab Suci setiap hari. Sediakan waktu setiap hari 15 menit, baca teks sesuai bacaan hari yang bersangkutan, lalu renungkan secara sederhana dengan mengajukan pertanyaan penuntun seperti: apa yang saya baca tentang teks ini, siapa tokoh utamanya, apa inti pesan Tuhan, dan sebagainya. Dengan cara itu, teks direnungkan dan ditemukan nilai tertentu bagi kehidupan Kristiani.
Kegiatan ditutup dengan misa kudus yang dipimpin oleh RD. Sipri Senda. Dalam homilinya, RD. Sipri mengajak para legioner untuk memberikan yang terbaik dari diri mereka, sepadan dengan panggilan sebagai pengikut Kristus maupun pengabdi Bunda Maria. Belajar dari Santo Matius Rasul yang menulis Injil, setiap legioner dapat menjadi “injil yang hidup” dan memberikan yang terbaik dari diri mereka untuk Tuhan dan Gereja. (***Ignasius Pati)