Jumat, Oktober 11, 2024
Berita

Seminar 100 Tahun KWI Wilayah TTS

Soe, 11/4/2024 – Bertempat di aula Paroki Santa Maria Dolorosa Soe, diselenggarakan seminar sehari dalam rangka perayaan 100 tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), untuk paroki-paroki di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) . Di bawah subtema “Berjalan Bersama Mengembangkan Kehidupan Sosial Ekonomi Ekologis”, seminar ini menghadirkan tiga pembicara, yakni P. Dr. Yulius Yasinto, SVD; Bapak Dr. Fransiskus Kia Duan; serta RD Marsel Seludin. Peserta yang hadir berjumlah 254 orang dari paroki-paroki, stasi dan kapela di wilayah TTS.

Dalam paparannya di sesi pertama, Pater Yulius membahas konsep pembangunan sosial ekonomi masyarakat pedesaan sebagai misi Gereja. Paparannya berbasis pada hasil penelitian doktoralnya di Bena. Intisarinya adalah upaya pembangunan yang melindungi alam dan membawa keadilan sosial. Konsep pembangunan yang ditawarkan adalah pembangunan berkelanjutan, termasuk pertanian berkelanjutan. Hal ini penting karena hasil pembangunan tidak hanya menjawabi kebutuhan generasi kini tapi berlanjut pada kebutuhan generasi berikut. Dengan demikian tetap tersedia potensi dan peluang sosial bagi generasi berikut untuk hidup.

Materi kedua RD Marsel Seludin, dengan tema “Peran PSE KWI dan Keuskupan dalam mengembangkan kehidupan sosial ekonomi ekologis”. RD Marsel menjelaskan tentang PSE dari tingkat KWI sampai Keuskupan dengan visi, misi dan program pemberdayaan sosial ekonomi umat. Dua hal yang dilakukan adalah motivasi dan animasi untuk pemberdayaan ekonomi demi kesejahteraan bersama dan berkelanjutan dengan tetap menjaga keseimbangan ekologi. Ekonomi dan ekologi integral. Maka perlu solidaritas global, dari manusia oleh manusia dan untuk manusia secara berkelanjutan. Tata ekonomi baru, semua manusia terutama kaum miskin sebagai subjek pembangunan ekonomi ekologis. Perlu keadilan dan sistem ekonomi yang memprioritas kesejahteraan untuk semua: manusia dan alam.

 

Bapak Dr Frans Kia Duan dalam sesinya membahas pengembangan kehidupan sosial ekonomi umat perspektif ekologi. Menurutnya hal ini sangat menarik dan penting karena relevan dengan kenyataan dunia sekarang yang penuh dengan aneka bentuk persoalan ekologi. Pembangunan yang membawa kesejahteraan yang adil perlu memperhatikan keseimbangan ekologi. Sebagai pakar dan praktisi ekologi, dosen Undana ini terlibat dalam penyusunan analisis AMDAL untuk pelbagai usaha ekonomi. Namun menurutnya, umumnya dokumen AMDAL tinggal sebagai dokumen yang tidak diindahkan oleh pengusaha. Tidak heran kalau dampak lingkungan dari usaha ekomi tetap menjadi masalah umum. Ekonomi, mau tak mau harus integral dengan ekologi demi kelanjutan hidup manusia generasi berikut.

Penyajian materi dari ketiga narasumber menjadi pemantik bagi munculnya pertanyaan-pertanyaan dari para peserta yang kesemuanya mengerucut pada kesadaran akan pentingnya pembangunan ekonomi perspektif ekologi. Namun pertanyaan pokok adalah apa yang bisa dilakukan oleh Gereja sebagai lembaga, maupun Gereja sebagai umat yang mengikuti Kristus. Pater Yulius dan kedua narasumber lainnya sepakat bahwa wawasan seminar ini menjadi inspirasi bagi peserta untuk kembali ke paroki atau stasi masing-masing dan mulai membangun kerja sama lintas lembaga untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang ekologis dari hal-hal kecil seperti memanfaatkan pekarangan rumah atau kebun dengan tanaman produktif bernilai ekonomi.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *