Rabu, Juli 24, 2024
Renungan Harian

Apabila Saudaramu Berbuat Dosa, Tegurlah Dia di bawah Empat Mata

Minggu, 10 September 2023 – MInggu Biasa XXIII thn A.
Yeh. 33:7-9;
Mzm. 95:1-2,6-7,8-9;
Rm. 13:8-10;
Mat. 18:15-20;

Seakan telah menjadi sebuah budaya di zaman ini ketika suatu persoalan kecil justru kemudian menjadi begitu heboh karena diunggah ke media sosial. Narasi media sosial bisa saja membuat orang menjadi marah dan kemudian menghakimi orang lain tanpa tau persis apa yang terjadi. Penghakiman masal pun kemudian terjadi tanpa orang tahu apa sebenarnya persoalan yang dinarasikan itu.

Di tengah kecenderungan ini, Sabda Yesus dalam injil hari ini menjadi sebuah pesan yang kembali mengingatkan kita, tentang betapa pentingnya dialog dari hati ke hati. “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” Menegur di bawah empat mata berarti terjadi perjumpaan dari hati ke hati yang membangun. Di sini Yesus menekankan bahwa keterlibatan personal haruslah menjadi ciri murid Yesus untuk memberi masukan yang baik sesamanya. Terlebih lagi apabila teguran di bawah empat mata itu disertai dengan doa terlebih dahulu. Di bawah empat mata berarti satu berbicara, satu mendengarkan. Terjadi dialog yang bergantian, tidak saling ngotot, tapi saling mendengarkan, tidak saling menghakimi, tapi saling menasehati.

Memang untuk berdialog dari hati ke hati, tentulah dibutuhkan pertama-tama kerendahan hati dan keterbukaan satu sama lain. Di sana dituntut kerelaan untuk saling mendengarkan agar tercipta saling memahami dan saling mengampuni. Dan itu tentulah tidak mudah. Karena itulah tidak jarang orang bersembunyi dari pertemuan dua pribadi. Dia lebih nyaman mengkritik pihak lain melalui media massal, karena di sana banyak orang bisa hadir secara anonym, apalagi dengan memakai akun-akun palsu yang banyak bertebaran.

Karena itulah sabda Yesus hari ini menjadi hal yang aktual untuk kembali menyadarkan kita, bahwa yang jauh lebih bermakna adalah membuat nasehat persaudaraan, dan bukan terjebak dalam gosip di media social. Memberi masukan kepihak lain secara personal, jauh lebih mempunyai daya ubah dari pada sekedar mengkritiknya di media massal. Yesus mengajak kita untuk selalu berani membuka hati, berdialog, sehingga akhirnya kita pun akan menemukan kebaikan bersama.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *