Jumat, Juli 26, 2024
Renungan Harian

Kamis, 7 September 2023

Kol. 1:9-14;
Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6;
Lukas 5:1-11;

Adalah hal yang tidak sulit bagi seseorang untuk percaya saat berada dalam keadaan baik, normal dan tenang, tiada masalah dan pencobaan. Namun akan sangat berbeda saat orang berada dalam kesulitan, terpuruk, kecewa, putus asa dan kesal hati. Dalam keadaan yang demikian orang akan mudah tersinggung, dan sulit mengendalikan emosi dan menjadi marah, dan karenanya sulit rasanya untuk menjadi taat.

Perasaan inilah yang kiranya sedang berkecamuk di hati Simon dalam bacaan Injil hari ini. Simon sangat kesal sebab dia telah bekerja keras sepanjang malam tanpa hasil, tetapi tiba-tiba ia harus memenuhi keinginan Tuhan Yesus yang dirasa sangat tidak masuk akal. Bukankah Simon adalah seorang nelayan yang ulung? Pastilah dia sudah paham betul ‘medan’ nya dan kapan saat yang tepat untuk menjala ikan.

Tapi Simon mencoba untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus kepadanya. Ternyata ketaatan Simon tidak pernah sia-sia, karena setelah itu mereka menangkap sejumlah besar ikan, suatu hal yang secara manusiawi seakan tidak mungkin. Pengalaman ini, lalu menggerakkan Simon untuk mengikuti Yesus.

Dari kisah ini, kita belajar untuk seperti Petrus yang tidak menyerah pada kekecewaan, keterpurukan dan keputusasaan, melainkan tetap berjuang menjadi taat apapun situasi dan keadaan hidup kita. Kerelaan untuk tetap taat dan setia pada Tuhan itulah yang akan membuat hidup kita pun berubah, karena ketaatan kepada Tuhan tidak akan mendatangkan kesia-siaan bagi hidup kita. Taat pada Yesus berarti kita bersedia untuk bekerja bersama Dia, berjalan dengan Dia, menjadikan Dia pijakan hidup kita, dan di sanalah kita akan menemukan hidup dalam segala kelimpahannya.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *