Senin, Desember 9, 2024
Renungan Harian

Rabu, 19 Juli 2023

Kel. 3:1-6.9-12;
Mzm. 103:1-2,3-4,6-7;
Mat. 11:25-27

Orang yang merasa dirinya hebat dan selalu lebih dari orang lain sering kali jatuh ke dalam kesombongan yang pada akhirnya membuat orang itu jadi angkuh dan takabur. Dengan segala kekayaan, kecakapan, kuasa dan relasinya yang luas, ia berpikir bahwa segala sesuatu dapat ia selesaikan dan atasi dengan mudah. Pribadi yang demikian biasanya merasa gengsi/ malu untuk minta nasihat atau bantuan dari mereka yang dianggapnya lebih rendah (lebih miskin, lebih tak terpelajar, tak berkuasa dan tak punya banyak relasi).

Namun perlu selalu disadari bahwa kesombongan adalah awal dari kemandekan dan kehancuran. Karena merasa telah memiliki segalanya, orang sombong menjadi enggan belajar dan mendengarkan orang lain; ia hanya mendengarkan diri sendiri saja. Sikap seperti ini membuatnya tertutup dan tak mampu memahami misteri ilahi. Orang sombong selalu mendongak ke atas, melihat yang megah dan agung, padahal misteri ilahi sering dinyatakan dalam hal yang kecil dan sederhana.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan bahwa misteri Kerajaan Allah itu disembunyikan dari orang cerdik pandai tetapi dinyatakan kepada orang kecil (ay.25). Orang kecil adalah orang yang tak memiliki banyak sumber daya dan karena itu bersikap rendah hati. Orang rendah hati berpijak di tanah dan memandang ke bawah.

Hal ini bukanlah berarti bahwa menjadi pandai, menjadi kaya, punya kuasa dan koneksi merupakan hal yang negatif dan dosa. Namun yang terutama mau disampaikan Yesus adalah tentang sikap hati dalam memaknai semuanya itu. Sekalipun pandai, kaya, punya kuasa dan koneksi, orang seharuisnya tetaplah hadir sebagai pribadi yang rendah hati, karean kerendahan adalah awal dari kebijkasanaan.

Kitab Amsal juga mengingatkan: “Tinggi hati mendahului kehancuran” (18:12), sementara Hikmat ada pada orang yang rendah hati” (11:2). Keangkuhan dan sikap tinggi hati bukan hanya tak berkenan pada Allah, tetapi juga akan mendatangkan kehancuran diri sendiri.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *