Sabtu, Juli 27, 2024
Renungan Harian

Rabu, 7 Juni 2023

Tobit 3:1-11a,16-17a
Markus 12:18-27

Orang Saduki adalah orang Yahudi yang kaya dan berpendidikan. Jumlah mereka sebenarnya tidaklah banyak, namun kelompok ini memiliki pengaruh yang besar karena menduduki posisi penting dalam kepemimpinan bangsa Yahudi. Berbeda dengan tradisi yang dianut oleh orang Farisi, kaum Saduki tidak memercayai kebangkitan dengan alasan mereka tidak menemukan pengajaran tentang kebangkitan dalam Perjanjian Lama. Bagi mereka, ketika tubuh mati, jiwa pun mati. Hal inilah yang menjadi latar belakang pertanyan kelompok ini kepada Yesus sebagaimana yang dikisahkan injil hari ini.

Menjawabi pertanyaan kaum Saduki ini, Yesus menunjukkan bahwa keadaan setelah kebangkitan tidak lagi sama seperti kehidupan sebelum kematian. Sebab keadaan setelah kebangkitan lebih tertuju kepada persekutuan bersama-sama dengan Allah dan tidak lagi terikat dengan hal-hal duniawi. Itulah yang dimaksudkan Yesus dengan ungkapan “Hidup seperti malaikat di surga” . Yesus juga secara langsung mengambil contoh dari kitab Musa (kitab yang sangat dihargai oleh orang Saduki) untuk lebih memperjelas pernyataan-Nya: “Allah bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang hidup”.

Apa yang Yesus katakan memberi gambaran bahwa kematian bukanlah akhir hidup, melainkan sebuah permulaan hidup yang baru. Masalahnya, apakah keseharian kita diberdayakan oleh kerinduan memasuki janji kehidupan kekal itu?

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *