Kamis, Juli 25, 2024
Renungan Harian

Kamis, 11 Januari 2024

1Sam. 4:1-11; Mrk. 1:40-45.

Injil hari ini berkisah tentang Yesus menyembuhkan orang yang sakit kusta. Kusta adalah penyakit kulit yang dianggap kotor dan najis oleh orang Yahudi. Maka, penderita kusta harus memisahkan diri dari komunitas, harus berada sejauh mungkin dari masyarakat umum. Namun, Yesus tidak takut mendekati, bahkan menyentuh dan menyembuhkan si kusta itu. Penyembuhan itu dilakukan karena belas kasihan. Gerakan hati yang baik dan kudus menghasilkan kebaikan dan kesembuhan.

Dalam kisah ini Yesus mengajarkan kepada kita tentang makna belas kasihan yang sejati. Belas kasihan yang sungguh-sungguh bukan hanya simpati dari kejauhan atau kata-kata belaka. Belas kasihan yang nyata melibatkan tindakan dan keterlibatan langsung, seperti yang Yesus tunjukkan dengan menyentuh dan menyembuhkan si kusta. Di dalam belas kasihan-Nya, kita melihat kebaikan dan kesembuhan.

Penting untuk kita mengambil pelajaran dari orang-orang yang dengan gigih merawat orang sakit. Mereka memahami bahwa kehadiran fisik dan kepedulian personal memiliki kekuatan penyembuhan yang tak ternilai. Sentuhan manusiawi dapat membawa kehangatan, harapan, dan pemulihan.

Namun, kita juga diajak untuk belajar dari si kusta. Dalam keberaniannya mengakui dirinya sakit dan meminta pertolongan kepada Yesus, kita melihat pentingnya menghadapi kelemahan dan penderitaan kita dengan tulus. Terkadang, kita cenderung menyembunyikan penderitaan kita, merasa takut atau malu untuk membaginya dengan orang lain. Namun, seperti si kusta, kita diajak untuk memiliki keberanian untuk mengakui kebutuhan kita kepada Tuhan dan sesama.

Menderita dalam diam tidak membawa manfaat, tetapi berbagi beban dengan orang-orang yang mungkin bersedia mendukung dan menemani kita adalah langkah pertama menuju kesembuhan. Belas kasihan sejati bukan hanya tentang menyentuh secara fisik, tetapi juga tentang menyentuh hati dan jiwa seseorang melalui keterlibatan pribadi.

Semoga kisah penyembuhan ini menginspirasi kita untuk menjalani kehidupan penuh belas kasihan, melibatkan diri dalam tindakan kemanusiaan yang membawa harapan, kesembuhan, dan kedamaian kepada sesama.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *