Jumat, Juli 26, 2024
Renungan Harian

Senin, 7 Agustus 2023

Bil. 11:4b-15;
Matius 14:13-21;

Lima roti dan dua ekor ikan di tangan para murid sangat tidak berarti di hadapan lebih dari lima ribu orang. Akan tetapi, di tangan Yesus jumlah yang dianggapo tiadk mencukupi ini justru menjadi sangat berarti. Lima roti dan dua ikan dibuat-Nya cukup untuk makan lima ribu orang, bahkan masih tersisa dua belas bakul. Hal ini terjadi ketika Yesus mengambil lima roti dan dua ikan itu, menengadah ke langit, mengucap berkat atasnya, memecah-mecahkan dan memberikannya kepada para murid untuk dibagikan kepada orang banyak..

Dari kisah ini kita belajar beberapa hal: pertama bahwa mengucap syukur itu tidak pernah ada ruginya. Sekecil apapun jika disyukuri, justru akan menjadi berkelimpahan. Sementara sebanyak apapun, jika tidak disyukuri, akan selalu kurang dan kurang.

Kedua, kita bisa belajar bahwa dengan berbagi, kita tidak akan pernah kekurangan atau habis. Justru berbagi yang dilakukan dengan penuh keikhlasan akan mendatangkan kelimpahan dan berkat yang berganda.

Ketiga, kita bisa belajar tentang kekuatan dalam keterbatasan. Seringkali orang putus asa karena tidak mampu berbuat banyak atau memberi banyak. Ketika dia mempunyai sedikit, maka dia berpandangan tidak bisa berbuat apa-apa. Lima roti dua ikan menjadi daya dorong kita bahwa walaupun punya sedikit, tapi kita bisa berbuat banyak. Seringkali justru sedikit atau minimal itu justru membuat kita bisa leluasa, bebas tak tersandra, dan melihat banyak hal sebagai peluang. Mari jangan biarkan yang sedikit tetap menjadi sedikit. Dari sedikit yang kita miliki, kita bisa berbagai lima roti dan dua ikan.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *