Sabtu, Maret 15, 2025
Renungan Harian

Minggu, 9 Maret 2025

Ul. 26:4-10; Rm. 10:8-13; Luk. 4:1-13

Pada hari ini, di Minggu Prapaskah pertama, kita diajak untuk merenungkan pengalaman Yesus di padang gurun sebagaimana diceritakan dalam Injil Lukas 4:1-13. Setelah dibaptis di Sungai Yordan dan dipenuhi Roh Kudus, Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun, di mana Ia berpuasa selama empat puluh hari dan dicobai oleh Iblis. Kisah ini menggambarkan bagaimana Yesus menghadapi pencobaan dan mengalahkan godaan dengan kekuatan firman Allah.

Prapaskah adalah waktu untuk berpuasa, berdoa, dan beramal kasih, agar kita semakin dekat dengan Tuhan dan semakin memahami kehendak-Nya. Seperti Yesus yang diuji di padang gurun, kita pun sering menghadapi tantangan dan godaan dalam hidup ini. Marilah kita melihat tiga godaan yang dialami Yesus dan bagaimana kita dapat belajar dari-Nya.

Godaan akan kenyamanan dan kebutuhan duniawi muncul ketika Iblis berkata kepada Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti” (Luk 4:3). Dalam keadaan lapar, Yesus bisa saja menggunakan kuasa-Nya untuk memenuhi kebutuhan-Nya sendiri. Namun, Ia menjawab dengan tegas, “Manusia hidup bukan dari roti saja” (Luk 4:4). Kita sering kali tergoda untuk mengutamakan kenyamanan dan kebutuhan duniawi di atas nilai-nilai rohani. Kita mengejar kekayaan, makanan, atau kesenangan tanpa mempertimbangkan apakah itu mendekatkan kita kepada Allah. Yesus mengajarkan bahwa makanan rohani, yakni firman Allah, jauh lebih penting daripada sekadar pemenuhan kebutuhan jasmani.

Godaan akan kekuasaan dan kemuliaan dunia terjadi ketika Iblis menunjukkan kepada Yesus semua kerajaan dunia dan berkata, “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki” (Luk 4:6). Tetapi Yesus menolak dengan berkata, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” (Luk 4:8). Serings kali kita juga tergoda oleh kekuasaan, popularitas, dan ambisi pribadi. Kita mungkin ingin diakui, dihormati, atau memiliki kendali atas orang lain. Namun, Yesus mengingatkan bahwa segala kemuliaan sejati berasal dari Allah, dan kita dipanggil untuk hidup dalam kerendahan hati serta ketaatan kepada-Nya.

Godaan akan penyalahgunaan kuasa dan ketidaktaatan terlihat saat Iblis membawa Yesus ke puncak Bait Allah dan berkata, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Allah akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk menjaga Engkau” (Luk 4:9-10). Tetapi Yesus menjawab, “Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu” (Luk 4:12). Di dunia ini, kita mungkin tergoda untuk menguji Tuhan atau menyalahgunakan anugerah yang telah diberikan kepada kita. Kita bisa menjadi sombong dan merasa bahwa kita bisa bertindak sesuka hati karena yakin bahwa Tuhan akan selalu menyelamatkan kita. Tetapi Yesus menunjukkan bahwa iman yang sejati adalah kepercayaan yang penuh pada Allah, bukan menuntut tanda-tanda atau pembuktian dari-Nya.

Saudara-saudari terkasih,

Yesus telah memberikan teladan kepada kita bagaimana menghadapi godaan: dengan bersandar pada firman Tuhan, dengan menolak kemuliaan duniawi, dan dengan percaya sepenuhnya kepada Allah. Masa Prapaskah ini adalah kesempatan bagi kita untuk masuk ke dalam “padang gurun” kehidupan kita, merefleksikan godaan yang sering kita hadapi, dan memperbaharui iman kita.

Semoga dalam perjalanan rohani ini, kita semakin bertumbuh dalam ketaatan kepada Allah dan semakin menyerupai Kristus yang setia pada kehendak Bapa. Mari kita jalani Prapaskah ini dengan hati yang terbuka untuk pembaruan hidup, agar saat kita merayakan Paskah nanti, kita benar-benar mengalami kebangkitan bersama Kristus.

Amin.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *