Rabu, November 6, 2024
Renungan Harian

Rabu, 29 November 2023

Nubuat Daniel 5:1-6.13-14.16-17.23-28; Lukas 21:12-19

Bacaan pertama hari ini berkisah tentang apa yang dilakukan oleh Raja Babel, Belzyazar, yang menyalahgunakan benda-benda suci bait Allah. Benda-benda suci Bait Allah itu digunakannya untuk hal-hal yang bertentangan dengan nilai dan maksud benda-benda suci itu dibuat. Tindakan tidak senonoh itu merupakan pukulan terakhir dari semua penyalahgunaan kekuasaannya yang secara harfiah membuat tangan Tuhan sendiri menjatuhkan hukuman terhadapnya. Kata-kata “Mene, Mene, Tekel dan Urfasin” menyatakan penghakiman atas raja Belsyazar yang telah menggunakan bejana suci yang dijarah dari Bait Suci di Yerusalem dan menggunakannya untuk pesta pora yang tidak senonoh.

Di dalam setiap kepercayaan dan agama, selalu ada hal-hal atau barang-barang tertentu yang dianggap suci, yang diperlakukan secara khusus karena memiliki makna rohani tertentu. Demikian pula dalam kepercayaan ima Gereja, ada benda-benda suci yang kita gunakan secara khusus. Ada salib, patung, Kitab Suci, rosario, gambar-gambar suci dalam keluarga kita, yang harus kita rawat dan kita bersihkan dengan sikap hormat.

Benda-benda buatan manusia ini disebut benda suci karena dibuat dengan tujuan khusus, yakni menghormati Allah. Menghormati benda-benda suci berarti menghormati pula tujuan atau maksud benda suci itu dibuat. Benda-benda itu dikhususkan dan dipakai untuk kepentingan-kepentingan relasi dengan Allah. Benda-benda suci ini bukanlah jimat yang memberikan daya magis kepada para penggunanya, melainkan sebagai simbol atau lambang kehadiran Allah yang dekat dengan kita.

Karena itu adalah hal yang penting untuk merawat dan memperlakukan benda-benda suci itu secara baik. Penghormatan terhadap benda-benda suci penting untuk memupuk sikap iman akan kehadiran Tuhan yang dekat pada kita. Tentu, bukan bendanya yang kita agungkan, melainkan intensi benda tersebut dibuat dan kehadiran Allah yang kita rasakan, itulah yang menjadi hal paling utama bagi kita. Karena keyakinan akan kehadiran Tuhan yang bisa kita rasakan dalam hal-hal yang kelihatan akan selalu menjadi sumber kekuatan yang tetap meneguhkan iman kita saat berhadapan dengan pelbagai macam tantangan dan cobaan hidup.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *