Kamis, Juli 25, 2024
Renungan Harian

Senin, 19 Juni 2023

2Kor. 6:1-10
Matius 5:38-42

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita pernah disakiti oleh orang lain misalnya; diadu domba karena kita memiliki banyak teman, difitnah karena keberhasilan usaha kita, dipermalukan didepan orang banyak karena sesuatu hal, dan seterusnya. Biasanya kita cenderung ingin membalas perbuatan mereka setimpal dengan apa yang mereka lakukan, bahkan kita ingin membalas mereka lebih dari apa yang mereka perbuat. Kita jarang memiliki sikap lepas bebas untuk tidak membalas, apalagi mendoakannya. Sama halnya dengan situasi masyarakat kita saat ini, kekerasan hampir selalu dibalas dengan kekerasan.

Yesus dalam Injil hari ini mengajak kita untuk berani tampil beda yang seakan bertolak belakang dengan harapan dan kemauan banyak manusia. “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.”

Bagi Yesus, kecenderungan untuk balas dendam hanya akan memuaskan rasa keadilan sesaat bagi si korban dan malah berisiko melestarikan kekerasan. Karena itulah diperlukan hukum baru yang dalam jangka panjang justru dapat mewujudkan keadilan dan kedamaian secara lebih luas, yaitu hukum kasih dan pengampunan. Ini bukan tanda kelembekan dan kekalahan, melainkan tanda kebesaran jiwa dan kemenangan. Sebab, hanya kasih dan pengampunan yang dapat memutus lingkaran setan kekerasan. Hukum “mata ganti mata” hanya menyelesaikan persoalan di permukaan, padahal yang diperlukan adalah sesuatu yang lebih mendasar, yakni mengubah hati orang, dan ini hanya bisa dilakukan lewat kasih dan pengampunan.

Mari kita belajar dari sikap Tuhan Yesus untuk melawan kekerasan dengan kelembutan supaya rantai kekerasan tidak semakin panjang.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *