Minggu, Juli 20, 2025
Renungan Harian

Kamis, 3 April 2025

Hari biasa Pekan IV Prapaskah

Kel. 32:7-14; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Yoh. 5:31-47

Dalam Injil Yohanes 5:31-47, Yesus berbicara tentang kesaksian yang membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah. Ia tidak bersaksi tentang diri-Nya sendiri, melainkan ada kesaksian lain yang mendukung-Nya: kesaksian Yohanes Pembaptis, karya-karya yang diberikan oleh Bapa, kesaksian Bapa sendiri, serta Kitab Suci yang telah menubuatkan kedatangan-Nya.

Yesus menegur orang-orang Yahudi yang menolak untuk percaya kepada-Nya meskipun mereka rajin membaca Kitab Suci. Mereka mengira bahwa dengan memahami Taurat, mereka memiliki hidup yang kekal. Namun, mereka gagal melihat bahwa Kitab Suci itu sendiri bersaksi tentang Yesus sebagai Sang Mesias.

Saudara-saudari sekalian, Dari perikop ini, kita diajak untuk merenungkan beberapa hal penting dalam hidup beriman kita:

1. Hati yang Terbuka untuk Kebenaran
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat memiliki banyak pengetahuan tentang hukum Allah, tetapi hati mereka tertutup terhadap kebenaran yang dibawa Yesus. Kita diingatkan bahwa iman bukan hanya tentang mengetahui firman Tuhan, tetapi juga tentang membiarkan firman itu mengubah hati kita. Marilah kita bertanya kepada diri sendiri: Apakah kita membaca Kitab Suci hanya sebagai teks biasa, ataukah kita membiarkan firman itu membimbing hidup kita?

2. Kesaksian dalam Hidup Sehari-hari
Yesus tidak hanya berbicara tentang siapa diri-Nya, tetapi karya-Nya juga menjadi kesaksian yang nyata. Sebagai murid-murid Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi terutama melalui perbuatan kasih, kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama. Kesaksian hidup kita menjadi cerminan iman kita.

3. Mencari Kemuliaan dari Allah, Bukan dari Manusia
Yesus menegur orang-orang Yahudi yang lebih mencari penghormatan dari sesama daripada mencari kemuliaan dari Allah. Dalam dunia saat ini, kita juga sering tergoda untuk mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Namun, Yesus mengingatkan kita bahwa yang terpenting adalah bagaimana kita hidup di hadapan Allah, bukan sekadar di hadapan manusia.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, perikop injil hari ini mengajak kita untuk memiliki iman yang tulus, bukan hanya sebatas ritual atau tradisi, tetapi iman yang benar-benar percaya kepada Kristus dan membiarkan firman-Nya mengubah hidup kita. Marilah kita membuka hati kita kepada kebenaran-Nya, menjadi saksi Kristus dalam hidup kita, dan selalu mencari kemuliaan dari Allah, bukan dari manusia.

Semoga Tuhan memberkati kita semua dan meneguhkan iman kita agar kita selalu hidup dalam kebenaran-Nya. Amin.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *