Selasa, 11 Maret 2025
Hari Selasa Pekan I Prapaskah
Yes. 55:10-11; Mat. 6:7-15
Hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana berdoa. Bukan sekadar kata-kata yang diulang-ulang tanpa makna, tetapi doa yang berasal dari hati, doa yang menjadi sarana komunikasi yang hidup antara kita sebagai anak-anak Allah dengan Bapa di surga.
Yesus mengajarkan kita Doa Bapa Kami, sebuah doa yang sederhana tetapi sarat makna. Doa ini bukan sekadar rumusan kata, tetapi sebuah jalan masuk ke dalam relasi yang lebih mendalam dengan Allah. Ketika kita menyebut Allah sebagai “Bapa”, kita diingatkan bahwa kita bukan orang asing di hadapan-Nya. Kita adalah anak-anak-Nya yang dikasihi, yang selalu didengar dan diperhatikan oleh-Nya.
1. Doa Sebagai Hubungan Personal dengan Bapa
Yesus ingin kita memahami bahwa doa bukanlah kewajiban semata, melainkan bagian dari hubungan kasih antara anak dengan Bapa. Seorang anak yang berbicara dengan bapanya tidak perlu kata-kata yang rumit atau panjang, melainkan ungkapan hati yang tulus. Begitu pula dengan doa kita kepada Allah. Kita tidak perlu berusaha meyakinkan Tuhan dengan kata-kata indah atau pengulangan tanpa makna. Yang Tuhan rindukan adalah hati yang datang dengan ketulusan dan kepercayaan kepada-Nya.
2. Doa yang Mengubah Hati Kita
Melalui Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan bahwa doa bukan sekadar meminta sesuatu dari Allah, tetapi juga membentuk hati kita sesuai dengan kehendak-Nya. Doa ini mengajarkan kita untuk mengutamakan kehendak Allah, meminta rezeki secukupnya, serta memiliki hati yang siap mengampuni sebagaimana kita telah diampuni oleh Allah. Dengan demikian, doa bukan hanya komunikasi, tetapi juga sarana transformasi diri agar kita semakin menyerupai Allah dalam kasih dan pengampunan.
3. Percaya Bahwa Bapa Mendengar Kita
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali ragu apakah Tuhan benar-benar mendengar doa kita. Kita mungkin bertanya, “Mengapa doa saya belum dikabulkan?” Namun, Yesus ingin kita percaya bahwa Allah Bapa kita selalu mendengarkan. Mungkin jawaban-Nya tidak selalu sesuai dengan harapan kita, tetapi Bapa kita tahu apa yang terbaik bagi kita. Seorang anak mungkin meminta sesuatu yang menurutnya baik, tetapi bapanya yang penuh kasih akan memberikan apa yang benar-benar dibutuhkan anaknya, bukan sekadar apa yang diinginkannya.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Hari ini kita diajak untuk memperbarui cara kita berdoa. Janganlah kita berdoa hanya sebagai kebiasaan atau sekadar memenuhi kewajiban, tetapi marilah kita berdoa dengan kesadaran bahwa kita sedang berbicara dengan Bapa yang mengasihi kita.
Mari kita hayati Doa Bapa Kami dengan lebih mendalam, bukan hanya dengan bibir, tetapi dengan hati yang penuh iman. Semoga setiap doa kita semakin mempererat hubungan kita dengan Allah dan mengubah kita menjadi anak-anak yang hidup dalam kasih dan pengampunan-Nya. Amin.