Minggu, Juli 20, 2025
Berita

Katekese APP 2025: KUB St. Mikhael Malaikat Agung Bahas Lingkungan yang Sehat

KUB Sto. Mikhael Malaikat Agung Wilayah Oebobo B Paroki Sta. Maria Assumpta melaksanakan Katekese APP 2025 pertemuan terakhir pada 26 Maret 2025. Kegiatan katekese yang difasilitasi RD. Sipri Senda mendapat antusiasme umat yang hadir. Pada Katekese kali ini jumlah umat yang hadir cukup banyak dan situasi ini berbeda dengan pertemuan sebelumnya dan bahkan tahun-tahun sebelumya, kata Ketua KUB, Silvester Tena. Rupanya kehadiran Sang Ahli Kitab Suci memantik semangat umat untuk mendengarkan secara langsung penjelasan tema pertemuan keempat yakni “Kesuburan Tanah dan Ketersediaan Air Membuahkan Nafas (Udara) Hidup”

Pada awal katekese RD. Sipri menjelaskan terkait pemeliharaan terhadap tanah dan air sehingga menghasilkan udara yang bersih. Manusia membutuhkan udara bersih sehingga memengaruhi kesehatan hidup. Namun kenyataan hidup bahwa di Kota mengalamii krisis udara bersih karena telah tercemar oleh polusi dari kendaraan bermotor, aroma tak sedap dari sampah yg berserakan, dan juga akibat membakar sampah plastik, kebakaran lingkungan, dan aktivitas manusia yang merusak lingkungan.

Kita dapat belajar dari Kitab Mazmur 104:10-18 yang berbicara tentang kebesaran Tuhan dalam segala ciptaan-Nya. Kita mesti menjaga lingkungan yang asri dan udara bersih. Sebagaimana dalam Kitab Mazmur yang adalah nyanyian Daud memuji kebesaran Tuhan dalam menjaga ciptaan-Nya.  Apa yang dapat kita lakukan agar tercipta air, tanah, dan udara yang baik untuk kita saat ini dan generasi selanjutnya.

Penjelasan awal yang dikemukakan oleh fasilitator  ternyata menyulutkan semangat umat dalam mensharingkan pengalaman hidupnya. Diantaranya  Ibu Paulina Ale berkisah bahwa sulitnya udara bersih karena orang membuang sampah dan limbah sembarangan serta membakar sampah plastik. Untuk memelihara lingkungan haruslah dengan menanam pohon, menjaga lingkungan, dan membuat resapan.

“Kita harus memelihara dan mencintai ciptaan Tuhan karena Ia mencintai kita tanpa batas. Kita membalas kasih Tuhan dengan menjaga lingkungan dan jangan merusaknya,” kata Ibu Mery Tapun.

Demikian pun Bapak Yeremias Fernandes bercerita bahwa dulu di tempat tinggalnya dapat menikmati udara bersih dan lingkungan yang sehat, namun saat ini berubah karena ulah manusia. Sehingga setiap saat mengalami aroma udara tak sedap akibat serakan sampah yg membusuk. Jika kita tidak menjaga lingkungan maka kitalah yang akan menderita sendiri. Ibu Agnes Siwemole menyampaikan pengalamannya tentang pemanfaatan kulit pisang sebagai humus bagi tanaman bunga dalam pot. Hal ini juga ditegaskan fasilitator bahwa kulit pisang dapat menjadi pupuk organik bagi tanaman. Ibu Fabiana Mbae menceritakan kegiatan mengumpulkan sisa makanan untuk diberikan kepada ayam atau bebek sehingga tidak dibuang sembarangan sebagai sampah. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

Di akhir katekese fasilitator memberikan penegasan sekaligus peneguhan agar umat setelah katekese ini harus berbuat aksi nyata antara lain menanam pohon di tanah yang kosong dan mengelola sampah. Kelola sampah dimulai dari rumah masing-masing yakni dengan memilah sampah organik dan anorganik lalu diteruskan ke Bank Sampah yg terdapat di beberapa titik dalam Kota Kupang. Diharapkan KUB Sto. Mikhael Malaikat Agung menjadi pioner dalam pemilahan sampah yang berkelanjutan. Dengan kegiatan ini sudah pasti kita ikut menjaga Ciptaan Tuhan sehingga kita menikmati lingkungan yang asri dan udara bersih. Kita harus meniru cara Tuhan dalam menjaga hasil ciptaan-Nya, sebagai tanda kasih kita kepadaNya. Kita ikut memelihara ciptaan-Nya dengan menanam pohon, tidak membakar sampah plastik, tidak membuang limbah dan sampah rumah tangan secara sembarangan, dan aktivitas merusak lingkungan lainnya sehingga kita tidak mengalami penderitaan dalam kehidupan ini.

Pada bagian akhir Ketua KUB Sto Mikhael Malaikat Agung, Silvester Tena mengajak umat untuk secara kontinu membersihkan halaman rumah dan sekitarnya, menanam pohon bagi yg memiliki lahan. Selanjutnya akan diskusi bersama umat untuk menindaklanjuti saran fasilitator dalam memilah dan mengolah sampah. Aksi lain adalah memperhatikan keluarga-keluarga yang mengalami kesulitan dalam KUB ini (**Silvester Tena).

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *