Kamis, Juli 10, 2025
Konsultasi Iman

Mengapa Orang Katolik Mendoakan Arwah?

Dalam iman Katolik, doa untuk arwah – jiwa-jiwa orang yang telah meninggal – adalah bagian tak terpisahkan dari hidup rohani umat beriman. Ini bukan hanya tradisi atau kebiasaan, melainkan ungkapan nyata dari iman akan Allah yang Mahakasih, pengharapan akan kehidupan kekal, dan cinta kasih yang melampaui batas kematian.

Iman Akan Kehidupan Kekal dan Api Penyucian

Gereja Katolik mengajarkan bahwa hidup tidak berakhir saat kematian, tetapi berlanjut dalam suatu kepenuhan yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Jiwa-jiwa orang beriman yang meninggal dalam rahmat Allah, namun masih memiliki kekurangan akibat dosa, akan mengalami pemurnian sebelum memasuki surga. Proses pemurnian inilah yang disebut api penyucian (purgatorium).

Kateksimus Gereja Katolik menegaskan:

“Mereka yang mati dalam kasih karunia dan persahabatan dengan Allah, tetapi masih tidak sepenuhnya disucikan, memang sudah pasti akan selamat, tetapi sesudah mereka mengalami pemurnian sesudah kematian.” (KGK 1030)

Doa bagi arwah adalah bentuk kasih kita yang membantu mereka yang sedang dalam masa pemurnian untuk dipersatukan sepenuhnya dengan Allah.

Dasar Kitab Suci

Doa bagi orang mati bukanlah ajaran baru atau ciptaan Gereja modern. Dasarnya sudah ada dalam Kitab Suci:

  • 2 Makabe 12:45 mencatat bagaimana Yudas Makabe mengadakan persembahan untuk orang-orang mati agar mereka dilepaskan dari dosa. Tindakan ini disebut sebagai “pikiran yang baik dan saleh”.
  • 1 Korintus 3:15 menyebut bahwa seseorang bisa diselamatkan, tetapi “seperti dari dalam api”, suatu gambaran tentang pemurnian.
  • Matius 12:32 menyiratkan bahwa ada pengampunan “di dunia yang akan datang”, membuka ruang bagi pembersihan jiwa setelah kematian.

Dengan demikian, doa untuk arwah adalah tindakan yang sesuai dengan iman dan Kitab Suci.

Persekutuan Para Kudus

Iman Katolik percaya pada Persekutuan Para Kudus – kesatuan antara Gereja di surga (Gereja jaya), Gereja di dunia (Gereja peziarah), dan Gereja yang sedang disucikan (di api penyucian). Kita semua terhubung dalam tubuh mistik Kristus. Karena itu, doa-doa umat beriman di dunia dapat membantu saudara-saudari kita yang telah berpulang.

Dengan mendoakan arwah, kita mewujudkan kasih yang tidak berhenti di liang kubur. Kita percaya bahwa doa dan kurban kita dapat menjadi sarana rahmat bagi mereka.

Ungkapan Kasih yang Tidak Pernah Mati

Banyak orang Katolik merayakan Misa arwah, mendaraskan rosario, dan mempersembahkan indulgensi bagi arwah. Semua ini adalah bentuk kasih yang konkret. Doa untuk arwah bukanlah usaha sia-sia, melainkan ungkapan iman yang hidup dan cinta yang terus bertumbuh.

Saat kita berdoa bagi mereka, kita juga diingatkan bahwa kelak kita pun akan memerlukan doa dari mereka yang masih hidup. Dengan demikian, mendoakan arwah juga merupakan tindakan kerendahan hati dan solidaritas dalam Kristus.

Penutup: Doa dan Harapan

Gereja mengajarkan agar kita terus mendoakan mereka yang telah meninggal, terutama jiwa-jiwa di api penyucian. Mereka menantikan kasih kita yang hadir dalam bentuk doa, Misa, dan persembahan amal.

“Berbahagialah orang yang mati dalam Tuhan. Mereka akan beristirahat dari jerih lelah mereka, sebab segala perbuatan mereka menyertai mereka.” (Why. 14:13)

Marilah kita terus mendoakan arwah, agar mereka beristirahat dalam damai dan berbahagia dalam kemuliaan Allah yang kekal.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *