Senin, September 15, 2025
Renungan Harian

Selasa, 15 Juli 2025

Peringatan Wajib St. Bonaventura

Kel. 2:1-15a; Mzm. 69:3,14,30-31,33-34; Mat. 11:20-24

Injil hari ini menampilkan peringatan Yesus yang keras terhadap kota-kota yang telah menyaksikan karya-karya ajaib-Nya namun tidak bertobat. Korazin, Betsaida, dan Kapernaum menjadi lambang dari hati yang keras—hati yang tetap tertutup meski sudah disapa oleh belas kasih dan kuasa Allah. Mereka menikmati mukjizat, tetapi menolak untuk berubah. Mereka menyaksikan kuasa Allah, tetapi tidak membiarkan kuasa itu menyentuh dan mengubahkan hati mereka.

Dalam hal ini, Yesus sedang berbicara bukan hanya kepada mereka di masa lalu, tetapi juga kepada kita hari ini. Seberapa sering kita melihat kasih Tuhan dalam hidup kita—melalui kesehatan, keluarga, keberhasilan, bahkan dalam penderitaan—namun kita tetap tinggal dalam zona nyaman, tidak bertumbuh dalam iman, tidak memperdalam relasi dengan Tuhan.

Yesus ingin menyadarkan kita bahwa keselamatan bukan sekadar soal menyaksikan mujizat, tetapi tentang bagaimana kita menanggapi anugerah itu dengan pertobatan dan perubahan hidup.

Hari ini, kita juga memperingati Santo Bonaventura, seorang uskup dan pujangga Gereja. Ia dikenal bukan hanya karena kepandaiannya dalam teologi, tetapi karena kedalaman spiritualitasnya. Bonaventura menulis dan mengajar dengan hati yang terbakar oleh cinta kepada Kristus yang tersalib. Bagi Bonaventura, kebijaksanaan sejati bukan berasal dari banyaknya pengetahuan, tetapi dari hidup yang dibentuk oleh kasih dan kerendahan hati. Dalam hidupnya, ia memadukan akal dan iman, refleksi mendalam dan kesalehan sederhana. Ia tidak hanya belajar tentang Tuhan, tetapi hidup dalam Tuhan. Ia tidak hanya tahu ajaran Kristus, tetapi mengizinkan ajaran itu membentuk jiwanya. Ia tidak menjadi “penonton iman”, tetapi “peziarah kasih” yang berjalan bersama Kristus setiap hari.

Maka marilah kita belajar dari teguran Yesus dan meneladani Santo Bonaventura: jangan hanya kagum pada mukjizat, tapi biarlah itu menggugah pertobatan kita. Jangan hanya datang ke gereja, tapi jadikan seluruh hidup kita tempat tinggal Roh Kudus. Jangan puas hanya dengan tahu tentang Tuhan, tetapi hiduplah dalam Tuhan. Amin.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *