Refleksi Imam Sebagai Pelayan Harapan Warnai Hari Kedua Hari Studi Unio Keuskupan Agung Kupang
Soe, 9 Juli 2025 — Hari kedua kegiatan Hari Studi Unio Imam Projo Keuskupan Agung Kupang yang berlangsung di Aula Paroki Santa Maria Mater Dolorosa Soe diwarnai dengan refleksi bersama tentang spiritualitas peziarah yang dibimbing oleh Romo Paulus Bhongu, imam projo dari Keuskupan Agung Ende. Dengan tema “Imam sebagai Pelayan Harapan dalam Terang Tahun Yubileum 2025”, Romo Paulus mengajak para imam untuk menimba kekuatan dari spiritualitas harapan yang lahir dari iman dan diwujudkan dalam kasih.
Acara yang dimoderatori oleh Romo Iren Benu ini menjadi ruang kontemplasi dan permenungan bersama akan panggilan imamat di tengah dunia yang letih oleh luka kemanusiaan—konflik, kemiskinan, kesepian, dan krisis makna hidup. Dalam suasana penuh keakraban, Romo Paulus menegaskan bahwa “Para imam juga adalah para peziarah, yang berjalan bersama umat Allah, dengan pandangan tertuju pada janji kehidupan kekal.”
Dalam paparannya, Romo Paulus menekankan bahwa harapan yang sejati lahir dari iman dan mendorong pada kasih. “Tanpa iman, harapan menjadi kosong. Tanpa kasih, harapan menjadi egois,” tandasnya. Harapan, menurutnya, bukan sekadar optimisme, melainkan kekuatan rohani yang memampukan para imam melangkah, bahkan ketika jalan terasa berat, menantang, dan penuh misteri.

Ia menambahkan, sebagai pelayan harapan, imam diundang bukan hanya sebagai pemimpin liturgi, tetapi sebagai saksi hidup dari janji Allah di tengah realitas umat. “Spiritualitas harapan tidak bisa dihidupi secara individualistis. Harapan tumbuh dalam relasi dan persekutuan—karena kita semua berjalan bersama sebagai umat Allah,” katanya.

Refleksi ini memperkaya semangat para imam dalam menjalani hidup panggilan mereka, bukan sebagai tugas belaka, tetapi sebagai perziarahan iman menuju kepenuhan hidup bersama Allah. Dalam semangat Tahun Yubileum 2025 yang mengusung tema “Peziarah Pengharapan”, hari kedua ini menjadi peneguhan bahwa setiap imam dipanggil untuk menjadi nyala kecil yang tak padam dalam gelapnya dunia—hadir membawa harapan bagi umat yang dipercayakan kepadanya.
