Senin, 31 Maret 2025
Hari biasa Pekan IV Prapaskah
Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54
Dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengar kisah seorang pegawai istana yang datang kepada Yesus dengan penuh harapan dan permohonan. Anaknya sedang sakit parah di Kapernaum, dan ia percaya bahwa Yesus memiliki kuasa untuk menyembuhkannya. Meskipun Yesus pertama-tama menegur orang-orang karena mereka hanya percaya setelah melihat tanda dan mukjizat, pegawai istana itu tetap memohon dengan penuh iman: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” Yesus kemudian berkata kepadanya, “Pergilah, anakmu hidup!” Dan pegawai istana itu percaya kepada perkataan Yesus dan pulang dengan hati yang penuh harapan. Ketika dalam perjalanan, ia menerima kabar bahwa anaknya benar-benar telah sembuh, tepat pada saat Yesus mengucapkan sabda-Nya.
Kisah ini mengajarkan kepada kita tiga hal penting tentang iman:
1. Iman yang Berani Melangkah
Pegawai istana ini menunjukkan keberanian dalam imannya. Ia meninggalkan anaknya yang sedang sekarat untuk mencari Yesus. Ia percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya harapan bagi anaknya. Dalam hidup ini, kita sering dihadapkan pada situasi yang menuntut keberanian iman. Apakah kita berani melangkah dan bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, ataukah kita masih ragu-ragu?
2. Iman yang Tidak Hanya Bergantung pada Mukjizat
Yesus menegur orang-orang yang hanya percaya jika mereka melihat tanda-tanda ajaib. Namun, pegawai istana itu menunjukkan iman yang lebih dalam. Ia percaya kepada perkataan Yesus meskipun belum melihat hasilnya secara langsung. Iman sejati bukanlah tentang melihat dahulu baru percaya, tetapi percaya terlebih dahulu meskipun belum melihat. Inilah iman yang sejati, yang tidak bergantung pada bukti kasat mata, tetapi pada janji Tuhan.
3. Iman yang Membawa Berkat bagi Orang Lain
Ketika pegawai istana itu sampai di rumah, ia mengetahui bahwa anaknya sembuh pada saat Yesus mengucapkan sabda-Nya. Hal yang luar biasa adalah bahwa bukan hanya dia yang percaya, tetapi seluruh keluarganya pun menjadi percaya kepada Yesus. Iman yang sungguh-sungguh tidak hanya membawa perubahan bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. Ketika kita percaya dan hidup dalam iman, kita bisa menjadi alat bagi Tuhan untuk menyentuh dan mengubah hidup orang lain.
Saudara-saudari terkasih, dalam perjalanan iman kita, Tuhan sering kali meminta kita untuk percaya terlebih dahulu sebelum melihat hasilnya. Seperti pegawai istana itu, marilah kita melangkah dengan iman, bersandar pada sabda Tuhan, dan menjadi saksi bagi keluarga serta sesama kita. Semoga iman kita semakin dikuatkan dan membawa berkat bagi banyak orang. Amin.