“Kembalilah PadaKu, maka Akupun akan Kembali Kepadamu”
Katekese BKSN Relawan Komisi Kitab Suci KAK
Kupang, 25 September 2025 – Suasana hangat penuh kekeluargaan melingkupi kediaman Ibu Irma, salah seorang anggota relawan Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Kupang (KAK), ketika kegiatan katekese Lectio Divina Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) minggu ke-4 berlangsung. Pertemuan ini diikuti oleh sembilan relawan lainnya dan berlangsung kurang lebih lima jam, dipenuhi dengan doa, diskusi Kitab Suci, sharing iman, serta tawa persaudaraan yang menguatkan.
Kegiatan dipimpin oleh Evi Lemba dengan tema “Pembaharuan Relasi dengan Allah”, yang diilhami bacaan dari Kitab Maleakhi 3:13-18. Bacaan ini menyingkapkan situasi bangsa Israel pada masa pemerintahan Raja Darius. Setelah pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem, kehidupan mereka justru mulai menjauh dari Allah. Relasi dengan Tuhan merosot, ibadah dipandang tidak lagi penting, bahkan mereka mempertanyakan manfaat dari ketaatan kepada perintah Tuhan. Dalam konteks itulah Nabi Maleakhi tampil menyerukan pertobatan, mengingatkan bangsa itu untuk kembali memperbarui relasi dengan Allah yang setia menyertai perjalanan mereka.

Dengan penuh semangat, Evi Lemba membawa para relawan masuk dalam tahapan Lectio Divina. Pada tahap Lectio, setiap ayat bacaan didalami menggunakan metode 5W1H. Pertanyaan demi pertanyaan muncul, lalu dijawab bersama-sama dengan bimbingan Roh Kudus, sehingga para relawan menemukan makna tersurat maupun tersirat dari firman tersebut. Dalam tahap Meditatio, sharing pengalaman iman pun mengalir indah.
Ibu Irma, tuan rumah, berbagi kesaksian: “Memang benar, ketika kita kembali kepada Allah dengan ikhlas dan pasrah, semua persoalan berat menjadi ringan, karena Allah ada bersama kita.” Sementara itu, Vensi menambahkan penguatan iman: “Tidak ada doa yang sia-sia, meskipun seolah tidak ada jawaban.” Ungkapan-ungkapan ini menegaskan keyakinan bahwa Allah selalu hadir dan menyertai umat-Nya yang setia.
Seiring waktu yang berjalan tanpa terasa, diskusi, doa, dan sharing iman tersebut menghadirkan sukacita tersendiri. Para relawan merasa diteguhkan untuk terus hidup benar di hadapan Allah, meskipun kadang orang-orang fasik tampak lebih beruntung. Mereka percaya, seperti janji firman Tuhan melalui Maleakhi, bahwa Allah tidak akan melupakan kesetiaan umat-Nya dan akan membedakan orang yang hidup benar dari orang yang fasik pada saat penghakiman.

Katekese malam itu ditutup dengan doa syukur yang tulus, dipanjatkan dari hati yang penuh penyerahan. Para relawan berdoa agar diberi kekuatan untuk bertahan dalam perbuatan baik, hidup takut akan Tuhan, dan tetap teguh dalam iman.
Malam Kamis yang sederhana itu akhirnya menjadi pengalaman rohani yang kaya: sabda Allah memperbarui, persaudaraan menguatkan, dan sukacita iman memenuhi hati setiap peserta.
