Jumat, Oktober 24, 2025
Renungan Harian

Jangan Takut — Engkau Berharga di Mata Tuhan

Jumat, 17 Oktober 2025 — Peringatan Wajib Santo Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir  

Lukas 12:1–7     

Hari ini kita merayakan Peringatan Wajib Santo Ignasius dari Antiokhia, seorang uskup besar Gereja perdana dan martir sejati Kristus. Ia hidup di abad kedua, menggembalakan umat di Antiokhia, dan akhirnya menyerahkan nyawanya di Roma demi kesetiaan kepada Injil. Dalam surat-suratnya dari penjara, Ignasius menulis dengan penuh iman bahwa ia tidak takut mati, karena baginya kematian adalah jalan menuju Kristus. Ia berkata, “Aku adalah gandum Allah, yang harus digiling oleh gigi binatang buas agar menjadi roti murni bagi Kristus.”
Kata-kata itu bukan sekadar simbol, tetapi ungkapan iman mendalam yang bersumber dari keyakinan bahwa Allah mengenal dan mencintai dia sepenuhnya — sebagaimana Yesus katakan dalam Injil hari ini.

Dalam Injil Lukas 12:1–7, Yesus berkata kepada para murid, “Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa.” Sabda ini seakan menjadi gema dari seluruh hidup Ignasius. Ia tahu bahwa kuasa manusia hanya terbatas pada tubuh, tetapi jiwa berada di tangan Allah. Maka ia tidak takut menghadapi singa-singa di arena Roma, karena ia yakin hidupnya berharga di mata Allah. Keberanian ini bukan hasil kekuatan manusia, melainkan buah dari iman yang mendalam — iman yang percaya bahwa Allah selalu hadir bahkan di tengah penderitaan.

Yesus juga berkata, “Bukankah lima ekor burung pipit dijual dua duit? Namun seekor pun dari padanya tidak dilupakan Allah. Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya.” Dengan sabda ini, Yesus meneguhkan kita bahwa tidak ada hal kecil yang luput dari perhatian Allah. Jika burung kecil saja diperhatikan, apalagi kita yang adalah anak-anak-Nya. Santo Ignasius sungguh menghayati kebenaran ini. Ia tahu bahwa setiap langkah penderitaannya, setiap luka dan ketakutan, semuanya berada dalam genggaman kasih Allah. Karena itu ia bisa berkata dengan penuh damai, “Lebih baik aku mati demi Kristus daripada memerintah seluruh bumi.”

Kadang kita juga menghadapi ketakutan dalam hidup: takut kehilangan, takut gagal, takut dikucilkan karena iman, atau takut menderita. Tetapi Injil hari ini dan teladan Santo Ignasius mengingatkan kita untuk tidak membiarkan ketakutan itu menguasai hati. Allah mengenal kita, mencintai kita, dan tidak pernah melupakan kita. Bahkan rambut di kepala kita pun terhitung semuanya! Itu berarti hidup kita berharga di mata-Nya — jauh melampaui ukuran dunia.

Maka, jika hari ini kita merayakan Santo Ignasius, kita diajak untuk meneladani keberanian dan cintanya kepada Kristus. Ia tidak hidup dalam kemunafikan, melainkan dalam kejujuran iman; ia tidak mencari keselamatan diri, melainkan keselamatan jiwa; ia tidak takut kepada manusia, tetapi hanya kepada Allah yang penuh kasih.

Marilah kita juga belajar untuk hidup dengan iman seperti itu — iman yang tidak goyah oleh penderitaan, iman yang tetap teguh di tengah ancaman, iman yang menemukan kedamaian karena tahu bahwa kita dikenal dan dikasihi Allah sampai ke rambut yang terhitung.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *