Umat Paroki Noelmina Antusias Mengikuti Sosialisasi Alkitab TB2 dan Pelatihan Lectio Divina
Noelmina, 22/03/2025 – Lebih dari 100 umat Paroki Sta. Maria Bunda Orang Miskin, Noelmina, dengan antusias mengikuti Sosialisasi Alkitab TB2 dan Pelatihan Lectio Divina yang diselenggarakan oleh Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Kupang. Kegiatan ini berlangsung sepanjang hari, dari pukul 10.00 hingga 17.30 WITA, di Gereja Paroki Sta. Maria Bunda Orang Miskin Noelmina. Peserta berasal dari berbagai Stasi, Kapela, Lingkungan, dan Kelompok Umat Basis (KUB) di wilayah Paroki Noelmina, termasuk para suster yang berkarya di wilayah tersebut.
Acara dibuka oleh Pastor Paroki Noelmina, Romo Bento Ninu, dan dipandu langsung oleh Ketua Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Kupang, RD. Siprianus S. Senda, dengan dukungan 10 anggota Tim Relawan Delkit KS Keuskupan Agung Kupang. Kegiatan ini menjadi kesempatan berharga bagi para peserta untuk lebih mengenal Alkitab TB2 serta mendalami Kitab Suci melalui metode Lectio Divina secara sederhana dan aplikatif.

Pada sesi pertama, Romo Sipri memperkenalkan Alkitab TB2 yang masih kurang dikenal di kalangan umat Katolik, termasuk di Paroki Noelmina. Peserta dengan antusias mengajukan berbagai pertanyaan seputar Alkitab TB2. Beberapa di antaranya juga berbagi pengalaman mengenai kondisi umat di KUB yang masih kurang menyadari pentingnya memiliki dan membaca Kitab Suci.
Setelah membahas Alkitab TB2, Romo Sipri melanjutkan dengan materi tentang Lectio Divina, menjelaskan langkah-langkahnya, yaitu membaca (lectio), merenungkan (meditatio), berdoa (oratio), menghayati (contemplatio), dan mewujudkan dalam tindakan nyata (actio).
“Kalau selama ini kita hanya berhenti di tahap lectio (membaca) tanpa melanjutkan ke tahap berikutnya, mari hari ini kita belajar untuk masuk lebih dalam ke meditatio, oratio, dan contemplatio,” ujar Romo Sipri saat membuka sesi pelatihan.

Usai pemaparan materi, peserta diberi kesempatan untuk bertanya atau berbagi pengalaman tentang praktik katekese dan pendalaman Kitab Suci di KUB masing-masing. Banyak peserta mengaku baru mengenal metode Lectio Divina dan merasa selama ini lebih bergantung pada buku panduan tanpa memahami isi Kitab Suci secara mendalam.
Pada sesi praktik Lectio Divina, peserta diajak untuk menerapkan metode ini dengan membaca dan mendalami dua teks Kitab Suci, yaitu kisah Anak yang Hilang (Luk. 15:1-3; 11-32) dan kisah Zakheus (Luk. 19:1-10). Dengan menggunakan pertanyaan penuntun 5W+1H, peserta diajak menggali makna teks dan menghubungkannya dengan pengalaman hidup. Antusiasme peserta sangat tinggi, bahkan beberapa berani berbagi pengalaman pribadi yang relevan dengan teks Kitab Suci.
“Ini pengalaman pertama bagi kami belajar Kitab Suci dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami seperti ini,” ungkap seorang peserta dengan penuh semangat. “Selama ini kami belajar sendiri tanpa pendampingan. Penjelasan Romo Sipri membuat kami semakin memahami bahwa Kitab Suci begitu kaya makna jika kita dalami dengan baik.”

Kegiatan ini ditutup dengan ibadat Taizé, yang mengajak peserta untuk masuk dalam keheningan, meditasi, dan merenungkan Sabda Tuhan. Hingga akhir acara, semangat peserta tetap terjaga. Meskipun berlangsung hampir delapan jam, kegiatan ini terasa ringan karena diwarnai diskusi dan tanya jawab yang menarik seputar Kitab Suci.
Sepanjang kegiatan, hampir semua pertanyaan dan diskusi dijawab langsung oleh Romo Sipri. Peserta berharap kegiatan serupa dapat terus diadakan, terutama bagi kaum muda. “Kami berharap acara seperti ini lebih sering diadakan, khususnya bagi Orang Muda Katolik (OMK),” ujar Pak Rian, salah satu pendamping OMK Noelmina.

Semoga sosialisasi dan pelatihan ini bermanfaat bagi para ketua KUB, suster, dan katekis dalam membimbing umat, sehingga semakin banyak orang mencintai Kitab Suci dan mendalami Sabda Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. (Lan Hokor)
