Minggu, Oktober 26, 2025
Renungan Harian

Jumat, 21 Maret 2025

Hari biasa Pekan II Prapaskah

Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, bacaan Injil hari ini menyampaikan perumpamaan tentang penggarap kebun anggur yang tidak setia. Perumpamaan ini mengajarkan kita tentang kesetiaan, tanggung jawab, dan buah-buah yang seharusnya kita hasilkan dalam kehidupan sebagai umat Allah.

Yesus berbicara kepada para imam kepala dan orang-orang Farisi tentang seorang tuan tanah yang menanam kebun anggur, melengkapinya dengan pagar, menara jaga, dan tempat pemerasan anggur. Setelah itu, ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap dan pergi ke negeri lain. Ketika tiba waktu panen, tuan tanah mengutus hamba-hambanya untuk menerima hasil dari kebun anggur itu, tetapi para penggarap malah menangkap, memukul, bahkan membunuh mereka. Akhirnya, tuan tanah mengutus anaknya sendiri, tetapi para penggarap justru membunuhnya dengan harapan dapat merebut warisan itu.

Perumpamaan ini jelas menggambarkan relasi antara Allah dan bangsa Israel. Allah telah mempercayakan kebun anggur-Nya, yaitu umat pilihan, kepada para pemimpin agama. Tetapi mereka gagal menjalankan tanggung jawabnya, bahkan menolak utusan-utusan Allah, termasuk para nabi. Puncaknya, mereka menolak dan menyalibkan Yesus Kristus, Anak Allah.

Yesus menutup perumpamaan ini dengan peringatan tegas: “Kerajaan Allah akan diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buahnya” (Mat. 21:43). Ini menjadi panggilan bagi kita semua sebagai pengikut Kristus. Kita adalah penggarap kebun anggur Tuhan, dan tugas kita adalah menghasilkan buah yang baik bagi Kerajaan Allah.

Buah apa yang Tuhan kehendaki? Rasul Paulus dalam Galatia 5:22-23 menyebutkan buah-buah Roh Kudus: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan kebenaran, melayani sesama dengan tulus, dan memperjuangkan keadilan.

Kesetiaan kepada Tuhan berarti tidak menolak kehadiran-Nya dalam hidup kita, seperti para penggarap yang menolak utusan tuannya. Terimalah kehendak-Nya dan hiduplah sesuai dengan firman-Nya. Menjadi pewarta kabar baik bukan hanya menerima anugerah keselamatan, tetapi juga membagikan kasih Tuhan kepada sesama melalui tindakan nyata. Berbuah dalam perbuatan baik berarti dalam keluarga, tempat kerja, dan masyarakat, hendaknya kita mencerminkan nilai-nilai Injil dengan kejujuran, kepedulian, dan kasih kepada sesama.

Saudara-saudari terkasih, Tuhan telah mempercayakan kepada kita tugas untuk mengolah kebun anggur-Nya. Semoga kita tidak seperti penggarap yang tidak setia, tetapi menjadi pribadi yang menghasilkan buah yang berkenan bagi Tuhan. Semoga hidup kita menjadi kesaksian iman yang nyata dan menjadi alat bagi Tuhan dalam menyebarkan kasih dan kebenaran-Nya. Amin.

 

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *