Sabtu, Oktober 25, 2025
Renungan Harian

Senin, 17 Maret 2025

Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Dan. 9:4b-10; Luk. 6:36-38

Hari ini, kita diingatkan oleh Yesus untuk hidup dalam kasih dan kemurahan hati. Dalam Injil Lukas 6:36-38, Yesus menegaskan bahwa kemurahan hati adalah cerminan dari belas kasih Allah sendiri. Ia mengajak kita untuk tidak menghakimi, tidak menghukum, tetapi justru memberi dengan hati yang tulus, sebab dengan ukuran yang kita pakai untuk orang lain, kita sendiri akan diukur.

Allah adalah Bapa yang penuh belas kasih. Ia tidak pernah berhenti mengasihi umat-Nya, meskipun kita sering jatuh dalam dosa dan kelemahan. Kasih dan belas kasih-Nya tidak terbatas, melainkan selalu diberikan kepada mereka yang datang dengan hati yang bertobat. Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk meneladani kemurahan hati Allah ini dalam kehidupan sehari-hari.

Yesus mengingatkan kita untuk tidak mudah menghakimi atau menghukum orang lain. Sering kali, kita tergoda untuk melihat kesalahan dan kekurangan orang lain tanpa menyadari bahwa kita sendiri juga memiliki kelemahan. Menghakimi dan menghukum hanya akan menimbulkan perpecahan dan kebencian. Sebaliknya, Yesus mengajak kita untuk mengedepankan kasih, pengertian, dan pengampunan.

Ketika kita memberi dengan tulus, kita akan menerima lebih dari apa yang kita berikan. “Berilah, maka kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu” (Luk 6:38). Prinsip ini bukan hanya berlaku dalam hal materi, tetapi juga dalam kasih, pengampunan, dan perhatian kita kepada sesama. Semakin kita bermurah hati, semakin kita mengalami berkat dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai dan kasih. Dunia saat ini penuh dengan kebencian, prasangka, dan penghakiman. Namun, kita dipanggil untuk menjadi terang dan garam bagi dunia, dengan menunjukkan sikap belas kasih dan kemurahan hati dalam segala tindakan kita.

Saudara-saudari terkasih, marilah kita meneladani kemurahan hati Allah dalam hidup kita sehari-hari. Janganlah kita mudah menghakimi atau menghukum, tetapi belajarlah untuk mengampuni dan mengasihi dengan tulus. Marilah kita memberi dengan sukacita, sebab Tuhan sendiri akan mencurahkan berkat-Nya kepada kita dengan limpah. Semoga kita semakin bertumbuh dalam kasih dan menjadi saksi kemurahan hati Allah bagi sesama.

Amin.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *