Minggu, Oktober 26, 2025
Renungan Harian

Pergi dan Mewartakan: Panggilan untuk Siap Sedia

Kamis, 10 Juli 2025

Kej. 44:18-21,23b-29; 45:1-5; Mat. 10:7-15

Yesus dalam Injil hari ini memberi perintah yang sangat jelas kepada para murid-Nya: “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat!” Perintah ini bukan sekadar ajakan untuk melakukan perjalanan, melainkan panggilan untuk hidup dalam semangat perutusan. Yesus tidak hanya menyuruh para murid untuk “pergi,” tetapi juga untuk melakukan sesuatu yang sangat penting: mewartakan. Ini berarti bahwa perjalanan hidup kita sebagai orang beriman bukanlah sekadar perpindahan fisik, tetapi sebuah gerakan batin, sebuah kesiapsediaan untuk menjadi alat pewartaan kasih Allah.

Pergi dalam konteks ini menuntut kita untuk siap sedia. Artinya, kita harus bersedia keluar dari kenyamanan pribadi kita dan memasuki dunia yang sering kali penuh tantangan dan penolakan. Kita tidak bisa menunggu waktu yang sempurna atau keadaan yang ideal. Kita dipanggil untuk melangkah dengan keberanian, bahkan ketika kita merasa belum cukup siap. Tetapi justru dalam ketidaksiapan itu, Tuhan hadir dan menyempurnakan apa yang kurang dari diri kita. Ia tidak menunggu kita sempurna untuk mengutus kita; sebaliknya, Ia menyempurnakan kita dalam proses perutusan itu sendiri.

Yesus pun mengingatkan bahwa para murid diutus tanpa membawa emas, perak, atau bekal perjalanan. Ini adalah simbol bahwa pewarta sejati harus mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Kita tidak membawa kekuatan kita sendiri, tetapi kuasa dari Tuhan yang telah mempercayakan tugas itu kepada kita. Dan dalam proses mewartakan itu, kita membawa pesan: “Kerajaan Allah sudah dekat.” Kita bukan hanya membawa informasi, tetapi harapan. Kita bukan hanya berbicara, tetapi menghadirkan kebaikan Allah melalui tindakan nyata, melalui kesaksian hidup, melalui pelayanan kasih.

Mewartakan bukan hanya tugas para imam atau religius. Ini adalah panggilan setiap orang beriman. Di keluarga, di tempat kerja, di komunitas, bahkan di dunia digital — semua adalah medan pewartaan. Setiap orang yang kita jumpai adalah ladang tempat benih firman Tuhan bisa ditaburkan. Dan untuk itu, Tuhan telah membekali kita masing-masing dengan karunia, talenta, dan kesempatan untuk menjadi pewarta.

Namun kita juga diingatkan bahwa tidak semua pewartaan akan diterima. Ada tempat dan hati yang menolak. Tetapi Yesus berkata, “Kalau kamu tidak diterima, kebaskanlah debu dari kakimu.” Ini adalah ajakan untuk tidak membawa luka atau kepahitan, tetapi untuk tetap melangkah dengan damai. Kita mewartakan dengan kasih, dan jika kasih itu tidak diterima, kita tetap mewartakan kasih yang sama di tempat lain. Tugas kita bukan memastikan hasil, tetapi kesetiaan dalam mewartakan.

Saudara-saudari, hari ini Tuhan kembali mengutus kita. Ia berkata kepada kita masing-masing: “Pergilah dan wartakanlah.” Maka, marilah kita melangkah dengan hati yang siap sedia, mewartakan dengan hidup kita, dan percaya bahwa Tuhan yang mengutus kita juga akan menyertai kita, sekarang dan selamanya. Amin.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *