Minggu, Oktober 26, 2025
Berita

Umat Paroki Pariti Antusias Ikuti Sosialisasi Alkitab TB2 dan Pelatihan Lectio Divina

Pariti, 14/6/2025 — Suasana khidmat dan penuh semangat tampak di Gereja St. Petrus Pariti, ketika umat dari berbagai pelosok wilayah paroki berkumpul untuk mengikuti Sosialisasi Alkitab Deuterokanonika TB2 dan Pelatihan Metode Lectio Divina. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 14–15 Juni 2025 ini, digagas oleh Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Kupang (KAK) dan dilaksanakan bersama umat Paroki Pariti.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pastor Paroki, RD. Sekundus Lopis, tepat pukul 16.30 WITA. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya memperbarui pemahaman umat akan Kitab Suci dalam terang perkembangan zaman dan bahasa. Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh delapan anggota tim relawan dari Komisi Kitab Suci KAK.

Materi pertama mengenai sosialisasi Alkitab Deuterokanonika TB2 dibawakan oleh Ibu Lidwina Seran. Ia menegaskan bahwa revisi TB2 bukanlah perubahan isi Kitab Suci, tetapi pembaruan terjemahan demi kemudahan pemahaman umat. “Ada kata-kata yang maknanya telah berkembang, sehingga perlu disesuaikan agar pesan Sabda Allah tetap jelas dan relevan,” jelasnya. Ia juga menyampaikan bahwa masa transisi dari Alkitab TB1 ke TB2 diberikan waktu selama tujuh tahun.

Materi berikutnya adalah pelatihan metode Lectio Divina, yang dibawakan oleh Magdalena Hokor. Dengan penuh semangat, ia memperkenalkan metode sederhana namun mendalam ini sebagai cara umat Katolik untuk membaca, merenungkan, dan menghidupi Sabda Allah. “Lectio Divina bukan hanya membaca, tapi juga membuka hati agar Roh Kudus berbicara melalui teks Kitab Suci,” jelasnya.

Empat tahapan utama dalam metode ini—Lectio (membaca), Meditatio (merenung), Oratio (berdoa), dan Contemplatio (menghayati)—dilengkapi dengan tahapan tambahan yakni Actio (aksi nyata). Untuk memperdalam pemahaman, peserta juga diajak mempraktekkan rumus 5W+1H menggunakan teks terkenal dari Injil Lukas 15:11-32 tentang Anak yang Hilang.

Tak hanya mendapatkan pengetahuan, para peserta juga diajak masuk dalam suasana doa yang mendalam melalui Doa Taizé. Dengan lagu-lagu meditatif dan suasana hening, umat diajak merenungkan kasih Allah yang tak terbatas sebagaimana tertuang dalam Kitab Suci. Dalam renungannya, Ibu Emmy menekankan pentingnya membiarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus dan menjadikan Sabda Allah sebagai pedoman hidup sehari-hari.

Antusiasme umat terlihat jelas sepanjang kegiatan. Banyak peserta yang aktif bertanya, berbagi pengalaman, dan menunjukkan ketertarikan besar terhadap praktik Lectio Divina. “Kami sangat bersyukur atas kegiatan ini. Semoga umat makin mencintai Kitab Suci dan rutin membacanya di rumah maupun di kelompok basis,” ujar salah satu Ketua KUB yang hadir.

Dengan semangat “Tolle, Lege!” (Ambillah dan Bacalah!), kegiatan ini menjadi momen penting dalam membangkitkan kembali cinta umat akan Sabda Allah—bukan sekadar dibaca, tetapi juga dihidupi dalam setiap langkah hidup. (Magdalena Hokor***)

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *