Surat Gembala Puasa 2024
Uskup Keuskupan Agung Kupang
“Bersukacitalah selalu dalam pengharapan akan kasih Tuhan”
Saudara-saudari kekasih Yesus Kristus,
Aksi Puasa Pembangunan 2024 bertemakan “Membangun tata kelola Ekonomi Ekologis“: “Berjalan Bersama menuju Indonesia damai”. Secara liturgis, kita masuk lagi dalam masa puasa, di mana kita merenungkan puncak keselamatan dalam Yesus Kristus. Kita bergerak bersama menghadirkan diri sebagai tanda keselamatan dalam dunia, khususnya bidang tata kelola ekonomi ekologis. Dalam masa puasa, persekutuan gerejani kita dipanggil untuk “bertolak ke tempat lebih dalam” di tengah kesibukan duniawi yang senantiasa bergejolak akibat “drama ingat diri”. Masa puasa menjadi waktu berahmat untuk membangun kembali “drama Allah” dalam tata kelola ekonomi kita sebagai murid-murid Kristus yang peduli satu sama lain. Kita berani berpaling untuk berjumpa wajah Allah yang berbelaskasih menurut komunikasi sosial ekonomi yang ramah sesama dalam lingkungan hidup yang berkelanjutan menurut tata ciptaan Allah. Rasul Paulus berkata, “Janganlah kamu jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menyerah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada saudara-saudara seiman kita” (Gal.6:9-10).
Saudara-saudari kekasih Yesus Kristus,
Ekonomi Fransiskus berpangkal pada pandangan akan keseimbangan hidup yang terhubungkan dengan karya ciptaan Allah. Manusia mendapat tanggungjawab untuk memelihara dan memupuk keberlanjutannya. Tata kelola ekonomi ekologis ini harus berawal dari keluarga kita masing-masung. Kemudian dalam kerjasama yang utuh semua pihak (pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan, industri, pertambangan dan perdagangan etc), kita mengembangkan tata kelola yang baik, benar dan waras, agar semua pihak memperoleh manfaat yang tepat dan bernilai manusiawi. Dalam masa puasa, kita mendapat lagi sentuhan kasih Allah, agar perjalanan hidup iman kita semakin menunjukkan “kebersamaan yang saling menghormati dan saling melayani” dengan rendah hati menurut dimensi sosial ekonomi yang menjaga keseimbangan ekologis. Di tengah pelbagai perjuangan untuk menghadapi tantangan hidup, sembari memandang wajah Kristus tersalib, kita selalu menemukan keteguhan iman yang menguatkan perjalanan hidup iman kita dalam tata kelola ekonomi yang bermartabat, karena kita “telah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus bahwa sekalipun la kaya, oleh karena kamu la menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya” (2Kor. 8:9).
Saudara-saudari kekasih Yesus Kristus,
Lingkungan hidup duniawi semakin tergerus oleh kesombongan manusia. Masa puasa mendorong kita untuk kembali kepada wajah Allah yang berbelas kasih, agar keindahan, kebenaran dan kebaikan mekar kembali dalam perjalanan kita bersama. Mekarnya kerukunan hidup sosial ekonomi senantiasa menjadi kerinduan kita, karena di dalamnya hadir anak-anak Allah yang berwatak terbuka, komunikatif dan merangkul semua orang. Dengan mengalami pelbagai kejadian yang mencemaskan dan tidak pasti, khususnya kejahatan, kekerasan, ketimpangan sosial dan kemiskinan, kita tetap teguh percaya akan buah hasil penebusan Kristus, yaitu keseimbangan hidup yang seutuhya berkenan kepada Allah dan sepenuhnya menyerap keseimbangan kemanusiaan. Kita menghayati pengharapan yang mendorong dan menarik kebersamaan kita menuju kepenuhan hidup sebagai kasih karunia dari Allah: “Aku datang agar mereka hidup dan hidup dalam kelimpahan” (Yoh10:10), karena “Dari kepenuhan-Nya kita telah memperoleh kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh1:16), Panggilan untuk mewujudkan komunikasi sosial ekonomi yang berdaya guna bagi semua orang, pantas menjadi rujukan dalam upaya memperbaiki ketimpangan sosial akibat budaya konsumtif berlebihan yang mengutamakan kepentingan diri sendiri semata. Usaha-usaha kooperatif dalam persekutuan gerejani kita hendaknya selalu membangun kerjasama yang adil, efektif dalam tata kelolanya, asalkan kita tidak menyerah pada “ego drama” yang merusak ekonomi ekologis. Ekonomi ekologis tetap berpusat pada kemanusiaan yang adil dan beradab. Dengan demikian, kita membangun komunikasi sosial ekonomi yang berwatak bersaudara dalam cinta kasih.
Saudara-saudari kekasih Yesus Kristus,
Masa puasa juga adalah masa pendidikan iman kita. Kesempatan istimewa ini membuka kesempatan bagi kita untuk menemukan kembali hubungan yang benar dengan Allah dan sesama. Kita belajar kembali bagaimana menghargai sesama serta seluruh ciptaan sebagai anugerah Allah. Kita membangun kembali jembatan-jembatan yang memperat hubungan sosial di tengah anugerah perbedaan, yaitu solidaritas sosial ekonomi yang berkelanjutan secara manusiawi. Iman akan Yesus Kristus menyemangati kembali komunitas iman kita untuk berani berjalan bersama menuju kepenuhan hidup sebagai karunia Tuhan. Di tengah pelbagai terpaan hidup yang datang silih berganti dalam perjalanan bersama, kita berjumpa dengan pengalaman hidup Yesus yang memadukan martabat ilahi manusiawi dalam keterbatasan martabat tercipta yang tertebus. Teladan kesatuan sejati ini menjadi daya hidup bagi kita untuk memekarkan kehidupan iman dalam keluarga, pekerjaan dan pegaulan kita. Pada gilirannya, tata hubungan sosial ekonomi semakin tumbuh dan berkembang menurut “tata drama Allah” yang memajukan damai sejahtera bagi semua orang. Rasul Paulus berkata, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam penderitaan dan bertekunlah dalam doa” (Rm12:12).
Saudara-saudari kekasih Yesus Kristus,
Dengan merayakan 100 tahun Konferensi Waligereja Indonesia dalam wujud berjalan bersama menuju kebersamaan kemuridan yang sejati, persekutuan gerejani Katolik di Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai karunia Allah yang menyuburkan persatuan yang rukun dan damai dalam masyarakat Indonesia. Kita bersyukur atas perkenan Tuhan yang mewarnai perjalanan bersaudara yang berwatak saling membantu, saling berbagi dan saling tergantung dengan murah hati dalam bingkai semangat Injil yang terus menerus berlangsung secara manusiawi.
Bersama dengan peduli dan keprihatinan Gereja Universal tentang “berjalan bersama” dengan segala lika-likunya, kita mohon kebijaksanaan Allah, agar kesatuan gerejani tetap terpelihara dalam kasih-Nya. Dalam bingkai semangat ini, persekutuan gerejani kita dalam wadah KWI berupaya berjalan Bersama seluruh bangsa, biarpun perbedaan pilihan sosial politik, menuju kerukunan Indonesia yang maju dalam kemanusiaan yang bertaburkan damai sejahtera.
Semoga tata kelola ekonomi dalam hidup sosial dan keluarga kita semakin mewujudkan komunikasi sosial ekonomi yang berwatak berbagi demi kebaikan bersama. Selamat menjalani masa puasa dengan gembira dan penuh syukur. Salve, Gloria Domini Jesu Christi crescat!
Diberikan di Kupang, 15 Januari 2024
Mgr. Petrus Turang
Uskup Agung Kupang