Sabtu, Maret 15, 2025
Renungan Harian

Selasa, 4 Maret 2025

Sir. 35:1-12; Mrk. 10:28-31  

Dalam Injil hari ini, kita mendengar pernyataan Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Ini adalah sebuah pengakuan yang tulus dari seorang murid yang telah berani meninggalkan segalanya demi mengikuti Yesus. Namun, apakah ini berarti bahwa mengikut Yesus selalu mudah dan tanpa pengorbanan?

Yesus menjawab dengan jaminan yang luar biasa: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudara-saudaranya, ibunya, bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat… dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.” Ini adalah janji luar biasa yang menegaskan bahwa setiap pengorbanan demi Tuhan tidak akan sia-sia. Tuhan membalas dengan limpahan berkat, baik dalam hidup ini maupun dalam kehidupan kekal.

Namun, Yesus juga menambahkan bahwa mengikut-Nya membawa tantangan: ada penganiayaan. Ini mengingatkan kita bahwa menjadi murid Kristus tidak selalu berarti jalan yang mudah. Ada banyak rintangan, pengorbanan, bahkan penderitaan. Tetapi, justru dalam pengorbanan inilah kita menemukan makna sejati dari panggilan kita sebagai murid.

Menjadi murid yang setia berarti berani berkorban sebagai tanda iman. Petrus dan para rasul telah meninggalkan segalanya untuk mengikut Yesus. Demikian juga, kita dipanggil untuk siap mengorbankan kenyamanan dunia demi nilai-nilai Injil. Ini bisa berarti melepaskan kebiasaan buruk, meninggalkan sikap egois, atau mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Yesus menjanjikan bahwa mereka yang setia akan menerima berkat berlimpah. Namun, kita perlu memahami bahwa berkat Tuhan tidak selalu dalam bentuk materi, tetapi juga dalam kedamaian batin, sukacita, dan kehidupan yang penuh makna. Dunia sering menilai keberhasilan dari kekayaan, jabatan, dan status. Namun, Yesus mengajarkan bahwa dalam Kerajaan Allah, yang rendah hati dan melayani akan ditinggikan. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk melayani dengan kasih dan rendah hati.

Saudara-saudari, marilah kita meneladan Petrus dan para murid yang dengan penuh keberanian mengikuti Yesus. Jangan takut untuk berkorban demi kebaikan, karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Semoga kita semakin setia dalam panggilan kita sebagai murid Kristus dan tetap teguh dalam iman.

Amin.

Bagikan ke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *